Kamis, 25 November 2010

abu vulkanik

Letusan Gunung Merapi untuk kesekian kalinya terjadi lagi kemarin dinihari. Tak hanya menelan puluhan korban jiwa karena terkena awan panasnya, tapi Merapi juga memuntahkan abu vulkanik yang mengancam kesehatan para pengungsi.
Yang memprihatinkan, abu vulkanik ini tak hanya jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya, bahkan terbang bersama angin sampai ke Garut dan Bandung. Abu vulkanik diketahui bisa menyebabkan iritasi mata, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga gangguan pada kulit.
, dokter Puskesmas Ngemplak, Sleman, yang bertugas di Posko Glagahmalang, dan kini berpindah tugas ke Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, kandungan abu vulkanik sangat berbahaya. "Kandungan material dari abu yang dimuntahkan itu mengandung S102 atau pasir kuarsa yang biasa digunakan untuk membuat gelas
Bentuk pasir kuarsa itu tidak bulat layaknya debu biasa. Di bawah mikroskop, pasir kuarsa itu tampak berujung runcing. Ini tentunya bisa melukai saluran pernapasan, mata, bahkan kulit. "Jadi partikelnya memang membahayakan."
Selama berada di Posko Glagahmalang, Desa Glagah Harjo, Andreas mengatakan anak-anak berusia 2-12 tahun adalah korban yang paling banyak terkena dampak abu vulkanik. "Keluhannya paling banyak infeksi saluran pernapasan akut, batuk, pilek, dan iritasi mata
saat ini rumah sakit kekurangan alat bantu pernapasan itu. Stok alat di rumah sakit menipis, sedangkan jumlah korban terus naik. "Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Kalau ada alat itu, segera dikirim
Saat meletus, gunung berapi memang umumnya menyemburkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), asam klorida (HCl), asam fluorida (HF), dan abu vulkanik ke atmosfer. Abu vulkanik mengandung silika, mineral, dan bebatuan. Unsur yang paling umum adalah sulfat, klorida, natrium, kalsium, kalium, magnesium, dan fluoride. Ada juga unsur lain, seperti seng, kadmium, dan timah, tapi dalam konsentrasi yang lebih rendah.
Dengan intensitas tinggi, bisa jadi bulu-bulu hidung tak cukup kuat menahan serangan partikel polutan berbahaya. Belum lagi ada kemungkinan suhu panas dan gas-gas beracun yang mungkin ikut keluar bersama abu vulkanik. Akumulasi silika dalam paru-paru bisa mengakibatkan silikosis yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru. "Silikosis umumnya menyerang pekerja tambang. Namun mereka terserang silikosis karena paparan silika konsentrasi tinggi dari jangka waktu yang lama," kata Mukhtar.
kondisi pengungsi yang mungkin mengalami stres, kurang istirahat, dan kurang makanan bergizi, sehingga akan mengakibatkan daya tahan tubuh pengungsi turun. Lemahnya daya tahan tubuh para pengungsi ditambah paparan silika bisa membuat infeksi semakin mudah menyerang.
Pernapasan memang paling mudah terpengaruh oleh abu vulkanik. Tapi besar-kecilnya dampak abu vulkanik sebenarnya bergantung pada sejumlah faktor, seperti konsentrasi partikel di udara yang sebaiknya kurang dari 10 mikron dalam diameter, frekuensi dan lama pemaparan, kandungan abu, cuaca, serta kondisi kesehatan seseorang.
Cara sederhana menghindari paparan abu adalah menghindari sumber polusi dengan mengungsi. Orang dengan penyakit pernapasan atau hanya gejala harus meninggalkan area paparan tinggi abu vulkanik. Jika konsentrasi silika melebihi batas yang direkomendasikan: lebih dari 50 mikrogram per meter kubik.
Penggunaan masker menjadi suatu keharusan dalam kondisi tingginya tingkat polusi udara seperti dalam bencana Merapi. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof Faisal Yunus, MD, PhD, FCCP, sejak letusan Merapi pertama pada 26 Oktober lalu, sudah memprediksi tingginya jumlah pengidap ISPA menyusul letusan Gunung Merapi.
ada sembilan jenis respirator yang direkomendasikan berdasarkan kemampuan menyaring partikel dengan ukuran 0,3 mikron atau satu per 1.000 milimeter, yaitu respirator 95 persen, 99 persen, dan 100 persen, serta kemampuan filtrasi terhadap minyak, yaitu tipe N (Non-resistant to oil), R (Resistant to oil), dan P (oil Proof).
Masker bedah yang terbuat dari kertas atau kain yang banyak beredar sebenarnya hanya menutupi area sekitar hidung. Masker jenis itu memiliki keterbatasan filtrasi karena ada celah di sekitar hidung dan mulut yang memungkinkan tetap masuknya kuman dan polutan yang ada di udara. Respirator lebih memberi perlindungan ketimbang masker bedah. Respirator lebih melindungi dan menyaring partikel beukuran satu mikron. Alat ini terpasang pas di wajah dan berfungsi mencegah kebocoran.
Sayangnya, justru yang beredar di kalangan pengungsi Merapi adalah jenis masker bedah itu. Menurut Andreas, masker ini memang belum memenuhi standar keamanan tubuh manusia. Masker yang paling aman pada situasi sekarang ini, menurut dia, adalah masker jenis N95. "Ini masker mirip untuk pasien isolasi flu burung," katanya.
"Idealnya memang menggunakan respirator N95, tapi kan sangat mahal dan dalam kondisi darurat. Masker apa pun bisa digunakan daripada tidak sama sekali. Memang kurang nyaman, tapi penting dilakukan," kata Mukhtar mengiyakan Andreas.
Untuk mata, Andreas menambahkan, sebaiknya masyarakat menggunakan kacamata goggle guna menahan abu. Pasalnya, kacamata ini bisa menutup rapat sekeliling mata, sehingga abu vulkanik tak akan masuk. 
Dampak letusan Gunung Merapi semakin meluas. Abu vulkanik mulai sampai Kota Bogor pada Jumat (5/10/2010) malam. Meskipun masih tipis, tapi abu vulkanik tersebut cukup membuat panik sebagian warga.

Abu merapi sejak siang sudah tiba di Kota Bandung kemudian bergerak ke Cimahi, Padalarang, lalu Kabupaten Cianjur. Sejak Jumat sore, warga di tiga kecamatan di daerah Puncak Bogor mulai melihat debu putih tipis di kendaraan yang disinyalir abu vulkanik dari Gunung Merapi.

"Abu vulkanik Merapi sampai juga di Cianjur, tetapi abunya hanya tips-tipis saja," kata Reza, warga yang sempat melewati Cianjur, Jumat (5/11/2010) malam. Lanjutnya, ia pun menuturkan bahwa abu tersebut juga terlihat di sekitar Puncak Bogor. "Di Puncak Bogor juga terlihat tapi sangat tipis," lanjutnya.

Di Bandung abu vulkanik sudah dirasakan dari siang. Menurut warga Bandung, Resti, awalnya ia sempat tidak percaya bahwa abu vulkanik Gunung Merapi sampai ke Bandung . "Tetapi setelah saya cek ternyata benar. Pantas saja pernapasanku terasa tidak nyaman," katanya.

Warga Cimahi pun menyatakan hal senada. Debu putih yang disinyalir sebagi abu gunung Merapi terlihat menempel di kendaraan. "Temen saya di Cimahi mobilnya kena abu, putih-putih katanya," ungkap Putri, salah satu warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar